Seorang aktivis politik Arab Saudi yang dekat dengan Pangeran Walid bin Talal, membeberkan informasi penting terkait perselisihan pendapat dalam keluarga kerajaan al-Saud terkait serangan militer ke Yaman.
Kantor berita al-Masa Press Yaman melaporkan, aktivis Saudi ini mengatakan, Mutib bin Abdullah, putra mendiang raja Abdullah, mengancam Muhammad bin Salman, putra raja saat ini dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi, akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan petualangan berbahaya Arab Saudi di Yaman.
Sumber itu menambahkan, Mutib bin Abdullah menentang agresi ke Yaman, sementara Muhammad bin Salman, yang kebijakannya disetujui oleh Raja Saudi. Kedua pangeran itu saling mengancam.
Aktivis Arab Saudi yang berbicara secara anonim itu menegaskan, Pangeran Walid bin Talal kepada keluarga kerajaan Arab Saudi mengatakan bahwa lampu hijau Amerika Serikat untuk menyerang Yaman pada hakikatnya adalah jebakan yang ditebar Washington untuk Riyadh dan melalui cara ini AS ingin Arab Saudi melemah serta pada akhirnya terpecah-pecah. Oleh karena itu, Pengeran Walid bin Talal meminta para orang tua di keluarga raja untuk mencegah Muhammad bin Salman dan Muhammad bin Nayef, mengingat keduanya adalah “sosok sembrono”
Menurut Pangeran Walid bin Talal, kedua pangeran “sembrono” itu akan sedang mempermainkan masa depan dan keamanan Arab Saudi.
Di bagian lain, aktivis politik ini mengatakan, para pangeran dan pejabat provinsi selatan Arab Saudi yang dekat dengan perbatasan Yaman, telah meninggalkan istana-istana mereka di wilayah itu dan beralih ke Jeddah. Kekosongan pejabat tinggi di wilayah perbatasan itu, membuat perbatasan tanpa pasukan dan kantor-kantor bea cukai kosong tanpa pegawai.
“Jika ada orang yang ingin masuk ke Arab Saudi, maka ia dengan mudah menerobosnya,” katanya.
0 komentar: