"ISIS sudah disetujui dan didukung oleh tokoh-tokoh ulama besar yang saat ini sangat dihormati, seperti Ustaz Abu Bakar Baasyir, Aman Abdurrahman, dan juga pejuang-pejuang yang dianggap radikal, seperti Santoso," ujar Al Chaidar, Senin (16/3/2015).
Al Chaidar menambahkan, banyaknya iklan atau informasi yang diberikan oleh ISIS yang menjanjikan pengikut ISIS dengan gaji yang tinggi atau kesempatan untuk berjihad juga memicu maraknya warga negara Indonesia yang tergiur untuk bergabung dengan ISIS.
Maraknya situs-situs di Indonesia yang berhubungan dengan ISIS dibenarkan oleh juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Irfan Idris. BNPT telah berupaya untuk memblokir situs-situs tersebut, tetapi hingga kini usaha tersebut belum membuahkan hasil.
''Masalahnya, kalau provider-nya bukan di Indonesia, kan tidak semudah yang kita bayangkan untuk menutup. Karena prinsip mereka (ISIS) ya, patah satu tumbuh seribu. Yang perlu kita galakkan bagaimana masyarakat ikut memerangi itu melalui dunia maya lewat media," kata Irfan.
Selain itu, Al Chaidar menjelaskan, jika Pemerintah Indonesia benar-benar berniat untuk menolak ISIS bergabung dengan Indonesia, pemerintah dapat menggunakan kelompok-kelompok lain di Indonesia untuk berusaha menyebarkan paham anti-ISIS.
Pemerintah Indonesia sejak Agustus 2014 menolak ideologi dan pengembangan ISIS di Indonesia.
Meski demikian, sekitar 500 warga negara Indonesia diduga telah bergabung dalam kelompok yang menamakan diri mereka Negara Islam atau ISIS.
0 komentar: