Kantor media Kemenlu Iran (6/8) melaporkan, Mohammad Javad Zarif, Menlu Iran mereaksi pidato Barack Obama, Presiden Amerika, Rabu (5/8) terkait Iran.
Ia menjelaskan, “Selama puluhan tahun kebijakan keliru diterapkan atas rakyat Iran dan tidak membuahkan hasil apapun bagi Amerika.”
Zarif menegaskan, “Iran tidak akan pernah mengejar senjata nuklir. Oleh karena itu, klaim yang disampaikan dalam kesepakatan nuklir Iran, bahwa seluruh jalan meraih senjata nuklir bagi Iran sudah tertutup, semata-mata hanya untuk memuaskan publik internal dan rezim Zionis Israel.
“Perkembangan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa yang menyebabkan instabilitas dan meluasnya ekstremisme serta terorisme di Timur Tengah, adalah kebijakan tak terukur Amerika, sekutunya dan Israel,” ujar Zarif.
Menurut Zarif, perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan selalu menjadi prioritas terpenting kebijakan luar negeri Iran yang berlandaskan pada pengenalan yang benar tentang realitas kawasan ini.
Lebih lanjut Zarif menerangkan, “Iran dengan kepercayaan diri dan rasionalitas dalam perundingan nuklir membuktikan bahwa krisis-krisis buatan sekalipun dapat diselesaikan lewat interaksi dan dialog dengan berlandaskan pada penghormatan timbal balik.”
Oleh karena itu, katanya, pondasi proyek rapuh dan berbahaya “Iranphobia”, runtuh dan upaya untuk meniupkan ruh baru isu itu di dunia dan kawasan sudah tidak diminati lagi.
Barack Obama, Rabu (5/8) mengatakan bahwa kesepakatan yang dicapai tidak akan merubah sikap Iran dan ia meminta Tehran untuk melupakan atas apa yang ia anggap sebagai senjata nuklir.
Presiden Amerika, untuk membungkam para pemrotesnya, saat ini tidak menolak opsi perang dan pertama akan menguji diplomasi, kemudian memikirkan opsi perang.
0 komentar: