Jumat, 19 Juni 2015

Persatuan Nasional dan Politik Irak Perspektif Rahbar

Unknown  |  at  Jumat, Juni 19, 2015  |  , , , , , , ,  |  No comments

Rahbar menyampaikan hal itu pada Rabu (17/6/2015) sore, ketika menerima kunjungan Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi beserta rombongan di Tehran. 

Menurut Ayatullah Khamenei, salah satu tujuan dinas-dinas keamanan dan intelijen Barat di Irak adalah untuk menghancurkan sendi-sendi persatuan nasional dan politik di negara itu. “Semua perlu waspada dan jeli dalam menghadapi konspirasi itu dan politik pecah-belah. Jangan biarkan persatuan Syiah, Sunni, Kurdi, dan Arab di Irak dirusak,” tegas Rahbar.

Pada kesempatan itu, Ayatullah Khamenei menyinggung pengalaman rakyat Irak di masa lalu selama penjajahan Inggris dan sekarang sedang menghadapi kebijakan ekspansionis Amerika Serikat. Beliau menandaskan bahwa pihak yang menginginkan keburukan atas bangsa Irak sama sekali tidak mau menyaksikan munculnya kekuatan besar rakyat di kancah nasional, karena itu Irak perlu melestarikan kekuatan ini.

Rahbar mengatakan bahwa Republik Islam Iran menganggap keamanan dan kemajuan Irak sebagai keamanan dan kemajuannya.

“AS dari satu sisi ingin menjarah kekayaan Irak sebagaimana yang mereka lakukan di beberapa negara Arab regional, dan dari sisi lain mereka ingin memaksakan agendanya seperti di masa lalu, namun Irak tidak boleh membiarkan tujuan itu terwujud,” tandas Rahbar.

Irak sekarang berkutat dalam pergolakan di Timur Tengah khususnya serangan luas kelompok ISIS dan teroris. Kelompok-kelompok teroris di Irak dan juga Suriah berupaya melancarkan sebuah konspirasi besar di kawasan dengan melemparkan isu-isu pemecah belah atas nama agama dan mazhab.

Pada dasarnya, konspirasi tersebut mengincar dua misi utama yaitu, pertama; memperlemah infrastruktur keamanan dan stabilitas di kawasan dengan cara memperluas zona-zona konflik di Irak dan Suriah, dan kedua; ingin mengesankan ketergantungan negara-negara regional terhadap kehadiran jangka panjang kekuatan-kekuatan trans-regional untuk menumpas teroris.

Sejalan dengan itu, Arab Saudi membantu memperkeruh krisis di Irak dan Suriah dengan cara memberi dukungan persenjataan dan dana kepada kelompok-kelompok teroris. Saudi juga memaksakan sebuah perang yang keji terhadap rakyat Yaman.

Jelas ada jarak yang jauh antara kebijakan yang diambil di bawah klaim koalisi internasional anti-ISIS dengan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam perang nyata melawan terorisme ISIS di Irak dan Suriah.

Dengan memperhatikan peran AS dan beberapa negara lain seperti Saudi, yang ingin memperlemah pemerintah, serta persatuan nasional dan politik di Irak dan Suriah, manuver ini pada dasarnya menyasar keamanan kolektif di kawasan. Oleh sebab itu, untuk menghalau manuver tersebut negara-negara regional perlu mengidentifikasi musuh yang sesungguhnya dan memperkuat hubungan di antara mereka.

Situasi saat ini di Timur Tengah menuntut Iran dan negara-negara tetangga terutama Irak, untuk membangun hubungan yang kuat atas dasar kerja sama politik, keamanan, pertahanan, dan ekonomi di samping sektor-sektor lain seperti, ketertarikan dan kesamaan agama dan budaya.

Kemajuan dan keamanan merupakan dua unsur yang saling terkait, di mana akan tercipta di negara-negara regional melalui kerja sama dan juga pemeliharaan persatuan nasional dan politik. Oleh sebab itu, Ayatullah Khamenei menekankan isu-isu penting tersebut dalam pertemuannya dengan PM Irak.

Administrator

Seorang Muslim Syiah Imamiyah Itsna 'Asyariyah: Pecinta Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya dan Pecinta NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Ya Aba Abdillah! Hidup Indonesia!

0 komentar:

General

© 2015 Gen Syi'ah. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger Template. Powered by Blogger.