Sabtu, 28 November 2015

Aku Masuk Syiah Karena....?

Unknown  |  at  Sabtu, November 28, 2015  |  , , ,  |  No comments

http://www.sadeqin.net/include_file/image/didgah_l_41.jpg
Muhammad Syahhadah adalah mantan anggota gerakan Fatah Palestina yang kemudian bergabung dengan gerakan Jihad Islam dan menjadi salah satu senior batalion Al-Quds (pasukan perang Jihad Islam). Dia dan tiga rekannya yang bernama Isa Marzuq, Imad Kamil, dan Ahmad Bulbul diserbu oleh pasukan zionis di Baitu Lahm dan seketika itu pula mereka gugur sebagai syahid.
 
Setelah kejadian itu, Syahhadah Syahhadah putra Syahid Syahhadah menyebut ayahnya adalah orang syi’ah dan mengatakan, ‘ayahku memutuskan untuk pantang menyerah dan memilih cawan syahadah, dia ingin meniru Imam Husain as. yang berkorban di padang Karbala dan syahid.’

Ketertindasan pun menghampiri Syahid Muhammad Syahhadah bahkan setelah kesyahidannya, media massa dan para tokoh sunni bahkan sebagian dari media milik gerakan Hamas serta beberapa tokoh agama Al-Azhar memboikot berita kesyahidan dia yang teraniaya.

Berikut ini adalah wawancara majalah Al-Munir dengan Muhammad Syahhadah sebelum kesyahidannya.

Pertama-tama mohon jelaskan proses perpindahan anda dari mazhab Ahli Sunnah menuju mazhab Ahli Bait as. (Syi’ah)

Perlu saya beritahukan terlebih dulu bahwa meskipun sebelumnya saya tidak banyak tahu tentang Ahli Bait as., dan itu disebabkan kesunian saya, akan tetapi sejak kecil saya selalu mencintai Ahli Bait as. Saya hanya tahu bahwa Amirul Mukminin Ali as. adalah khalifah keempat, Hasan dan Husain adalah dua anak yang sangat dicintai oleh Rasulullah saw., dan Fatimah as. adalah puteri beliau. Hanya ini yang saya tahu tentang mereka. Tapi kemudian saya mulai mengetahui ketertindasan mereka, sehingga saya pun yakin bahwa Imam Ali bin Abi Thalib as. betul-betul tertindas.

Saya ingin katakan bahwa ketidaktahuan saya selama ini akan mazhab Syi’ah telah membuat saya tetap dalam mazhab Ahli Sunnah, dan semoga untuk selanjutnya tidak demikian.

Bagaimana anda merasakan ketertindasan?
Sejak usia enam belas tahun saya sudah bergabung dengan para pejuang gerakan Fatah Palestina. Pada dekade delapan puluhan saya ditawan dan dijatuhi hukuman penjara selama 25 tahun, tapi kemudian saya bebas dari penjara seiring dengan pertukaran tahanan pada tahun 1985. Setelah itu saya jatuh lagi ke tangan zionis, tanpa proses pengadilan saya langsung dijatuhi hukuman bertahun-tahun penjara dengan alasan berpihak pada gerakan Jihad Islami. Setelah keluar dari penjara, secara resmi saya bergabung dengan kelompok Jihad Islami, lalu di sela-sela intifadhah 1992 tentara musuh mengasingkan saya ke Marjuz Zuhur di Libanon selatan. Selama pengasingan saya betul-betul merasa tertindas.

Di sisi yang lain, setelah kemenangan Revolusi Islam Iran semangat saya untuk bangkit dan melawan rezim penindas semakin kuat. Saya mencoba untuk mempelajari revolusi ini mengkaji dasar-dasar pemikirannya yang bersumber dari Ahli Bait as. Telaah itu berlangsung terus selama di pengasingan. Selain itu, saya juga sering datang ke kajian rutin Al-Fikr Al-Islami yang diselenggarakan oleh Hizbullah di sana untuk menambah wawasan.

Bagaimana perasaan anda ketika mengetahui hakikat dan ketertindasan mazhab Ahli Bait as.?
Seperti perasaan bibir kering kehausan yang mendapatkan air segar. Dari satu sisi saya sangat bahagia karena telah bersambung dengan sejarah Nabi saw. dan keluarganya, tapi dari sisi yang lain saya bersedih kenapa kehidupan kita masih belum meneladani kehidupan mereka. Tragedi Asyura yang merupakan simbol ketertindasan dan pengorbanan betul-betul berdampak positif pada diri saya.

Kapankah anda memeluk mazhab Ahli Bait as. (Syi’ah)?
Setelah sekian tahun mempelajari mazhab itu dan membandingkannya dengan aliran-aliran yang lain, baik yang mendukung maupun yang memusuhuinya.

Buku-buku apa saja yang telah membantu anda dalam hal ini?
Banyak sekali buku yang saya pelajari dalam rangka memeluk mazhab Ahli Bait as., setelah saya bandingkan antara buku-buku Syi’ah dan buku-buku Ahli Sunnah ternyata buku-buku Ahli Sunnah kurang berlandaskan pada logika, ilmu dan sejarah. Sebaliknya, buku-buku ulama Syi’ah sesuai dengan akal sehat. Di antara buku-buku Syi’ah yang menarik dan pernah saya pelajari adalah “Syi’ah dalam Sejarah”, “Syi’ah dan Para Penguasa”, “Imam Shadiq as. dan Empat Mazhab Ahli Sunnah”, “Al-Kafi”, buku-buku yang ditulis oleh Dr. Saleh Wardani –salah seorang penulis Mesir yang juga memeluk mazhab Syi’ah-, buku-buku yang ditulis oleh Tijani –ulama Tunisia yang kemudian memeluk mazhab Syi’ah-, dan kitab “Nahj Syahâdat Al-Imâm Al-Husain”. Itu hanya sebagian kecil dari buku-buku Syi’ah yang pernah saya baca, masih ada puluhan buku lagi tentang Ahli Bait as. dan bahkan buku-buku Ahli Sunnah yang saya pelajari untuk menemukan hakikat kebenaran ini.

Majalah “Al-Majallah” berusaha menyimpulkan kalau kesyi’ahan anda adalah politis dan bukan kesyi’ahan yang berdasarkan pada keyakinan atau ideologi, menurut laporannya kesyi’ahan anda disebabkan oleh perasaan kalah dan putus asa terhadap kelompok Ahli Sunnah di samping berbagai kemenangan terakhir kelompok syi’ah di Libanon Selatan. Betulkah kesimpulan mereka ini?

Itu tidak benar! Buktinya, majalah itu di pengantar artikelnya memperingatkan masyarakat atas bahaya yang diberinya nama “peralihan ke mazhab Syi’ah”, majalah itu mengigatkan para ulama agar lebih waspada akan fenomena ini. Saya sungguh heran, di saat Muqawamah (perjuangan Hizbullah) meraih kemenangan dan Intifadhah semakin menguat, penanggungjawab majalah itu malah menghembuskan masalah-masalah perpecahan. Seandainya saya tahu niat mereka, niscaya sebelum mengatakan apa-apa saya akan berpikir lebih banyak lagi. Mereka tidak merubah kata-kata saya, tapi analisa dan wawancara-wawancara yang mereka susun dalam topik itu mengesankan kesyi’ahan saya sebagai satu bentuk perasaan kalah dan putus asa, padahal bukan demikian kenyataannya. Al-Majallah adalah majalah Saudi Arabia, dan sudah barang tentu mengikuti garis yang ditentukan oleh kelompok Salafi dan Wahabi. Di sini saya ingin menegaskan bahwa apa yang mereka simpulkan tentang kesyi’ahan saya sama sekali tidak benar, saya memeluk mazhab Syi’ah berdasarkan akidah dan keyakinan yang penuh dan bukan karena unsur politis. Semestinya mereka menghormati para pembaca dan juga pihak yang diwawancarai. Sekali lagi saya tekankan bahwa peralihan saya dari mazhab Ahli Sunnah ke mazhab Syi’ah sama sekali tidak ada hubungannya dengan kondisi politik pada waktu itu. Namun, jelas saya juga seperti semua orang muslim yang lain, sama-sama bangga menyaksikan kemenangan yang diperjuangkan oleh Muqawamah di Libanon Selatan, dan khususnya oleh Hizbullah, tapi ini bukan berarti kemenangan mereka menjadi motivasi di balik kesyi’ahan saya, karena sebagaimana telah saya katakan tadi, kesyi’ahan saya disebabkan oleh kepuasan dalam diri saya sendiri dan bukan karena fenomena-fenomena itu, apalagi penelitian saya lebih dulu terjadi daripada kemenangan Muqawamah. Syi’ah adalah jalan hakikat dan kebenaran yang saya pilih, dan insyaAllah akan tetap saya pegang teguh.

Sewaktu anda membaca ulasan Al-Majallah, apakah anda tidak khawatir karena mereka tengah melintir kesyi’ahan anda?
Saya menerima tawaran wawancara mereka dengan sepenuh hati, walaupun sebagian teman saya menyarankan agar menolak wawancara tersebut, karena besar kemungkinan mereka akan menodai wawancara itu berdasarkan lingkungan sunni dan kondisi yang berkembang saat itu. Tapi saya punya keyakinan bahwa ini adalah sebuah hakikat dan kebenaran yang harus disampaikan ke semua lapisan masyarakat setelah sekian lama disembunyikan oleh pihak-pihak tertentu, semua orang harus mengetahuinya, meninggalkan fanatisme dan membangun kehidupan bersama yang penuh perdamaian.

Apakah anda berorganisasi dengan pemerintah Iran atau Hizbullah?
Tidak, sama sekali saya tidak berorganisasi baik dengan pemerintah Iran, badan-badan intelejen mereka atau pun Hizbullah. Tentunya saya sepemikiran dengan mereka, dan hubungan saya dengan mereka adalah kultural, dan ini sangat wajar; karena ini adalah konsekuensi dari pikiran dan ideologi saya sendiri. Di sisi lain, saya juga menyaksikan banyak kelompok sunni yang sependapat dan memiliki hubungan kultural dengan Iran atau Hizbullah. Dan ini disebabkan oleh kondisi kehidupan umat Islam itu sendiri.

Apa pendapat anda megnenai pernyataan Syekh Tantawi yang menyebutkan sumber mazhab Syi’ah adalah Abdullah bin Saba’ yang beragama Yahudi?
Pertama-tama saya ingin menyampaikan salam hangat saya kepada dia dan berdoa semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua untuk bisa mengabdi pada agama Islam. Dalam hal ini, saya berharap syekh Al-Azhar –Syekh Tantawi- berbicara lebih jelas lagi. Mula-mula dia berbicara tentang persaudaraan antara kelolmpok sunni dan kelompok syi’i, tapi kemudian dia menyatakan bahwa Syi’ah adalah buah karya orang yahudi!! Ini adalah kata-kata yang tidak bisa diterima oleh akal sehat, dua macam pernyataan ini tidak mungkin dipadukan. Bagaimana mungkin orang syi’i adalah saudara orang sunni ketika Syi’ah adalah buah karya orang yahudi?! Mengenai Abdullah bin Saba’ saya ingin katakan bahwa setelah mempelajari dan meneliti masalah ini, saya sampai kepada kesimpulan dia adalah fiksi yang dibuat-buat dan hanya tertera di dalam buku sejarah “Târîkh At-Thobarî” dan referensi yang lemah.

Apa pendapat anda mengenai pimpinan ulama Al-Azhar yang menggugat anda dan mazhab Syi’ah Imamiah?
Saya doakan saja, ‘ya Allah! Berilah hidayah kepada kaumku, karena sungguh mereka tidak tahu.’ Bagi saya, pernyataan mereka itu sangat mengherankan. Lebih mengherankan lagi bahwa dia adalah seorang pemimpin ulama Al-Azhar, semudah itu dia mengkafirkan jutaan orang muslim! Begitu pula pernyataan dia bahwa ‘kebodohan Syahhadah tentang Syi’ah membuatnya memeluk mazhab itu.’ Pernyataan dia ini konyol sekali, sebaliknya saya katakan bahwa kebodohan saya tentang Syi’ah telah membuat saya sebelumnya tetap bermazhab Ahli Sunnah. Syukurlah kebodohan itu berlalu dan pada akhirnya saya pun menyatakan diri sebagai Syi’ah.

Bagaimana anda memandang masa depan Palestina dan mazhab Syi’ah?

Mazhab Ahli Bait as. –sebagagimana sebelumnya- akan tetap ada di Palestina. Saya dan saudara-saudara yang lain insyaAllah akan terus berusaha untuk menyebarkannya dan semoga Allah swt. terus menyebarkannya sampai pintu kedatangan Imam Mahdi af. terbuka.

Kami harap anda sudi menjelaskan kegiatan anda setelah memeluk mazhab Syi’ah?
Tentunya tidak mungkin saya menyampaikan semua kegiatan itu, sebagai contoh saja saya sering mengisi acara di Palestina dan berpidato di sana. Di acara-acara yang biasanya dihadiri oleh ribuan peserta itu saya lebih banyak berbicara tentang kepribadian, sikap dan riwayat hidup Ahli Bait Nabi saw., karena ini sangat berpengaruh positif dalam merubah pandangan mereka tentang Ahli Bait as., semoga saja suatu saat mereka mengenal Ahli Bait as. lebih baik dan mengikuti mereka sampai terwujudnya kemenangan yang dijanjikan oleh Allah swt.

Saya masih ingat pengalaman saya mengisi acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati kemenangan Muqawamah di Libanon, ceramah saya itu mengundang reaksi keras dari sebagian orator Hamas, bahkan sampai mereka menyebarkan artikel yang berjudul, ‘Apakah Jihad Islam di Palestina dimulai dengan penyebaran mazhab Syi’ah?’ dan mereka menyabut pidato saya di sana sebagai rencana pimpinan Jihad Islam untuk menyebarkan mazhab Syi’ah. Saya tekankan di sini bahwa para pimpinan Jihad Islam tidak ikut campur dalam kesyi’ahan saya, saya juga tidak sedang beraktifitas atas nama mereka. Tentunya saya tetap bekerjasama dengan mereka di beberapa kesempatan, tapi artikel itu bermaksud mengadu-domba saya dengan para pemimpin gerakan Jihad Islam, dan saya ingin katakan bahwa para pemimpin gerakan Jihad Islam jauh lebih berakal sehat daripada apa yang dibayangkan oleh provokator-provokator tersebut.

Apakah anda masih sering diwawancarai tentang Syi’ah atau berdiskusi tentangnya?
Iya, sering sekali. Bisa dikatakan setiap hari saya berbicara tentang Syi’ah dan alhamdulillah pembahasan-pembahasan seperti itu sangat membantu dalam meluruskan pandangan mereka tentang mazhab Syi'ah. Mungkin kalian akan terkejut sekali bahwa ketidaktahuan mereka akan mazhab Ahli Bait as. begitu dalam sampai-sampai kebanyakan dari mereka tidak bisa membedakan antara Syi’ah dan Syuyu’iyah (Komunisme) yang telah mengorbankan banyak nyawa tak berdosa!!

Apa pesan anda untuk muslimin pada umumnya?
Saya sarankan kepada semua orang yang merdeka di dunia ini, khususnya kepada orang-orang muslim dengan berbagai keragaman mazhab dan aliran di antara mereka, agar meneladani Imam Husain as. dan kebangkitan beliau melawan kezaliman. Hendaknya dengan itu mereka menentang kezaliman Amerika si setan besar dan Israel si tumor ganas yang ditanamkan oleh Amerika di tengah kita. Saya berharap semoga saya bukan orang terakhir yang mengucapkan ‘akhirnya kutemukan kebenaran.’

Apa yang ingin anda katakan kepada Imam Zaman af.?

Semua kesuksesan dalam hidup kita adalah berkat Imam Zaman af., saya berharap dari beliau agar mencatat kegiatan-kegiatan kita dalam rangka membantu dan mempersiapkan kemunculannya insyaAllah. Saya ingin katakan, ‘ya Mahdi! Adrikna al-an.’

Terimakasih banyak atas kesempatan yang telah anda berikan kepada kami, kami berharap semoga anda dan para pejuang Palestina yang lain meraih kemenangan secepat-secepatnya Semoga Allah memberikan berkat dan karunia-Nya kepada kalian semua. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih atas jerih payah kalian dalam menguak hakikat, semoga Allah menyukseskan kalian dalam mengabdi pada Ahli Bait as.

Administrator

Seorang Muslim Syiah Imamiyah Itsna 'Asyariyah: Pecinta Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya dan Pecinta NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Ya Aba Abdillah! Hidup Indonesia!

0 komentar:

General

© 2015 Gen Syi'ah. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger Template. Powered by Blogger.