Sebelumnya lihat dulu --> http://wahdahmakassar.org/mengapa-kita-menolak-syiah/
MUI Pusat: Syiah Tidak Sesat
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Umar Syihab tak sependapat dengan MUI Jawa Timur yang menyebut aliran Syiah sesat. Umar menegaskan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa bahwa ajaran Syiah sebagai aliran sesat.
Mengenai insiden pembakaran pesantren Syiah di Sampang, Madura beberapa waktu lalu, Umar berpendapat insiden hanyalah ditumpangi pihak-pihak yang ingin mengadu domba umat Islam dengan kedok ajaran Syiah yang dituding sesat.
"MUI tidak pernah menyatakan bahwa Syiah itu sesat. Syiah dianggap salah satu mazhab yang benar sama halnya dengan ahli sunnah wal jama'ah ialah mazhab yang benar dan mazhab dua tersebut sudah ada sejak awal Islam," katanya saat ditemui okezone di kediamannya, kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (1/1/2012).
Kendati pun ada perbedaan pandangan, kata dia, Islam juga tidak pernah menghalalkan kekerasan, apalagi perusakan tempat ibadah dan majelis taklim seperti terjadi di Sampang.
"Kita menginginkan ukhuwah islamiyah dan jangan antara kita saling menyesatkan. Mungkin adanya (insiden pembakaran) karena adanya provokator yang menyatakan bahwa ajaran syiah itu sesat," ujarnya.
Ajaran Syiah, tegas dia, sudah diakui di dunia islam sebagai mazhab yang benar sampai saat ini. "Karena itu jangan kita membuat peryataan yang bisa mengeluapkan gejolak di tengah-tengah masyarakat kita dan bisa menyebabkan korban, korban harta dan lain-lain," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Bukhori meminta masyarakat mewaspadai aliran Syiah agar tidak berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Menurut Bukhori, kelompok ini boleh diakui eksistensinya namun jangan diberikan fasilitas untuk berkembang.
Alasan Abdussomad, mayoritas umat Islam Indonesia menganut ajaran Sunni. Jika Syiah berkembang dikhawatirkan akan memperbesar peluang ketegangan antara Sunni dan Syiah seperti di Irak dan Iran.
Sementara itu Ketua MUI KH Bukhori maksum Sampang dengan tegas menyatakan aliran syiah yang ada di Dusun Nangkernang Desa Karang gayam Kecamatan Omben Kabupaten Sampang sebagai ajaran sesat.
Dia menilai syiah telah menyimpang dari ajaran ahli sunah waljamaah. Selain itu terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok. Antara lain, mereka memiliki tiga syahadat, dalam menjalankan salat mereka hanya melaksanakan 3 waktu dalam sehari, mengharamkan salat jumat dan mereka juga menuding bahwa Al Quran yang beredar sekarang bukan asli lagi.
Apakah Syiah dalam Dakwah mengkafirkan para sahabat Nabi Saww?
Syiah mendiskreditkan sahabat-sahabat "besar" Nabi Saw seperti Abu Bakar dan Umar. Abu Bakar adalah sahabat Nabi Muhammad SAW dalam gua ketika peristiwa hijrah dan merupakan khalifah yang pertama. Begitu juga Umar al-Khattab adalah sahabat Nabi Saw dan khalifah kedua.
Sesiapa yang mencaci sahabat digolongkan sebagai kafir serta terkeluar dari Islam (Nabi Saw menyatakan sesiapa yang mencaci seorang muslim adalah fasiq dan membunuhnya adalah kafir[Sahih Bukhari, Jilid I Hadith 48]).
[Nota: Syi'ah tidak mencaci sahabat-sahabat Nabi Saw tetapi menunjukkan perbuatan mereka yang menyalahi al-Qur'an dan Sunnah Nabi Saw seperti yang tercatat dalam kitab-kitab sejarah dan Hadith. Mereka menilai dan mengkritik perangai setengah sahabat dengan neraca al-Qur'an dan Hadith Nabi Saw.] Dan jangan lupa! Nabi Muhammad Saw juga pernah bersabda bahwa terdapat sahabat yang masuk neraka seperti dalam riwayat Sahih Muslim dan Sahih Bukhari [akan dijelaskan di bawah].
Ibaratnya seperti orang tua yang mengkeritik anaknya, dan juga seperti orang yang mempunyai sahabat yang baik yang mana sahabat tersebut slalu mengkritik kesalahan agar ia berubah.
Dan istilah sahabat telah digunakan dalam al-Qur'an untuk Abu Bakar dan ini menunjukkan beliau terjamin masuk syurga dan tidak melakukan kesalahan.
Apakah kita lupa istilah sahabat juga digunakan dalam al-Qur'an untuk teman Nabi Yusuf yang bukan beriman kepada Allah SWT ketika dalam penjara? Sila baca Surah Yusuf untuk memuaskan hati kita (istilah sohibi al-Sijni digunakan=sahabatku dalam penjara[nota:beliau bukan Islam dan bersama Nabi Yusuf AS dalam penjara]). Memang Nabi Muhammad Saw mempunyai sahabat-sahabat yang baik seperti Ammar bin Yasir, Abu Dzar al-Ghifari, Salman al-Farisi dan sebagainya tetapi di Madinah juga ada golongan munafiq yang dipanggil "sahabat" oleh Nabi Saw seperti Abdullah bin Ubay bin Salool.
Dalam Sohih Bukhari juga diriwayatkan bahwa ada segolongan "sahabat" yang bakal masuk neraka ketika berjumpa Nabi Muhammad Saw di al-Haudh. Nabi Saw memanggil mereka dengan istilah 'ashabi' [sahabatku]. Sila rujuk Sahih Bukhari[Sahih Al-Bukhari, Jilid 4, hlm.94-96];Sahih Muslim, Jilid IV, hadith 2133,2440.] Sahabat yang baik memang kita hormati , sanjungi dan ikuti tetapi sahabat yang jahat seperti Muawiyah yang menentang Imam Ali AS dan mencaci Ali AS di atas mimbar patutkah kita berdiam diri?Bukankah pasukan Muawiyah terlibat membunuh Amar bin Yasir dalam Perang Siffin? Nabi Saw pernah menyatakan sebuah hadith dalam Sahih Bukhari menyifatkan orang yang terlibat dalam pembunuhan Amar adalah golongan pemberontak dan Rasulullah Saw bersabda [terjemahan]:...Kamu (Amar) mengajak kelompok itu menuju ke Jannah tetapi kelompok itu mengajak ke neraka." [Sahih Bukhari, Jilid II,Hadith 462].
Al-Qur'an memerintahkan kita taat kepada Ulil Amri - pada ketika itu ialah Imam Ali AS sebagai khalifah yang sah dan wajib ditaati. Adakah tindakan Muawiyah itu selaras dengan ajaran al-Qur'an dan tidak boleh dikritik?
Kita ikuti sahabat yang baik dan kita tinggalkan contoh sahabat yang jauh dari ajaran al-Qur'an dan Hadith Nabi Saw.Sejarah menunjukan bahwa seorang sahabat bernama al-Walid bin Utbah dikaitkan dengan asbabul nuzul ayat 6 Surah al-Hujurat iaitu menyatakan beliau seorang fasiq. Qudamah bin Maz un seorang sahabat Badar dihukum had pada zaman khalifah Umar kerana minum arak seperti dalam riwayat Sahih Bukhari.
Jika ada orang yang masih teguh dengan pendirian bahwa semua sahabat adalah 'adil maka apakah hukumnya Muawiyah mencari Ali di atas mimbar? Apakah ijtihad Muawiyah boleh sampai mencaci Ali? Sebaliknya orang yang mengkritik Muawiyah dikatakan mencaci sahabat Nabi Saw? Jika seseorang yang menolak kekhalifahan Abu Bakar dianggap kafir, apakah pula hukumnya orang yang menolak perlantikan Ali setelah ada Hadith al-Ghadir yang menetapkan Ali AS sebagai khalifah selepas Nabi Saw wafat? Bolehkah umat Islam memilih selain daripada yang telah ditetapkan oleh Rasulnya?
Alllah SWT berfirman dalam Surah Hud:113,bermaksud:
Dan janganlah kamu cenderung kepada
orang-orang yang zalim yang
menyebabkan kamu disentuh oleh
api neraka..."
Dan banyak lagi ayat-ayat al-Qur'an yang menyuruh manusia berbuat adil, dan melarang mereka dari berbuat zalim [nota: standard "adil"atau sebaliknya adalah berpandukan Kitab Allah Azza Wa-Jalla dan tidak ada sesiapa pun dikecualikan hatta para "sahabat" sekalipun].Balasan Allah SWT di akhirat kelak berasaskan segala amalan manusia ketika hidup di dunia - yang baik ke syurga dan yang buruk ke neraka.
Ini bermakna istilah "sahabatku"dalam Hadith Nabi Saw tidak bermakna merujuk kepada semua sahabat [sekiranya jumlah yang hadir pada Haji Wida' iaitu seramai 140,000 atau 90,000 orang] adalah adil belaka. Sahabat yang adil memang ada seperti Abu Dzar al-Ghiffari yang dinyatakan sendiri oleh Nabi Muhammad Saw [terjemahan]:"
Tidaklah langit menaungi seseorang dan tidak bumi membawa seseorang yang lebih jujur daripada Abu Dzar RA."[Sunan al-Tirmidzi, Hadith 3889]. Begitu juga terdapat segolongan sahabat yang engkar mengikut perintah Nabi Saw terutamanya selepas Nabi Saw wafat dan menjadi seteru Ahlul Bayt AS [keluarga Nabi Saw] seperti yang tercatat dalam kitab-kitab sejarah. Nabi Saw bersabda seperti yang diriwayatkan dalam Sunan al-Tirmidzi, hadith 3878,[terjemahan]:
"Cintailah Allah kerana nikmat-nikmatnya yang diberikan kepadamu dan cintailah aku kerana cinta kepada Allah dan cintailah keluargaku kerana cinta kepadaku."
Oleh itu sesiapa yang memusuhi Ahlul Bayt AS memang menjadi musuh Rasulullah Saw dan Allah SWT.
Bukankah Allah SWT telah melaknat golongan yang zalim dalam al-Qur'an?
"Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) ke atas orang-orang yang zalim."[Qur'an: 11: 18]
0 komentar: