Yaman -Gensyiah.blogspot.com- Organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF) akhirnya berhasil menembus masuk ke kota Pelabuhan Aden, Yaman pada Rabu kemarin untuk mendistribusikan bantuan dan tim medis. MSF mengatakan bantuan darurat seberat 1,7 ton telah tiba dan akan dibawa menuju ke rumah sakit MSF di Yaman.
Dikutip dari situs resmi MSF, Rabu, 8 April 2015, kapal lainnya yang berisi tim bedah darurat juga telah tiba dengan menggunakan kapal yang terpisah. Tim medis menumpang kapal milik Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Kapal diketahui berangkat dari Djibouti dan berisi pasokan medis yang dibutuhkan oleh korban luka peperangan di Aden. Dalam bantuan itu memuat obat-obatan anastesi, obat suntk dan bahan untuk melakukan operasi.
"Kami bahagia mengetahui pasokan medis dan staf telah tiba dengan selamat, karena tim kesehatan kami di rumah sakit kewalahan dan ada risiko nyata kekurangan pasokan medis di depan mata," ujar Kepala Misi MSF untuk Yaman, Marie-Elisabeth Ingres.
Namun, dia khawatir jumlah pasokan bantuan medis akan semakin banyak dibutuhkan, mengingat peperangan yang masih berlanjut. Selain dikirim menggunakan kapal, MSF berencana untuk mengirimkan bantuan menggunakan pesawat charter menuju ke ibukota Sana'a dalam beberapa hari ke depan.
Permohonan pengiriman bantuan medis akhirnya disetujui oleh koalisi militer Saudi setelah melalui proses negosiasi panjang. Pada hari Minggu kemarin, ICRC sudah mencoba untuk mengirimkan bantuan, namun ditunda karena situasi keamanan yang tak memungkinkan di Yaman.
Menurut laporan juru bicara ICRC di Yaman, Marie Claire Feghali, keadaan di Aden sangat kacau. Kota Pelabuhan itu terlihat porak poranda akibat peperangan antara pasukan pemerintah dengan kelompok pemberontak Houthi.
Beberapa orang tewas dan jasadnya tergeletak di jalan-jalan. Sementara pasokan air dan listrik telah terputus.
Rumah sakit yang sedang merawat korban luka, terus berupaya membantu dengan pasokan yang terbatas.
"Situasinya benar-benar menyerupai bencana besar. Toko-toko tutup, sehingga warga tidak bisa membeli makanan dan air. Masih banyak jasad yang tergeletak di jalan, sementara rumah sakit kekurangan pasokan obat medis," papar Feghali yang dikutip Reuters hari ini.
Data dari PBB mencatat akibat pertempuran yang berlangsung selama dua pekan, lebih dari 500 orang tewas. Sebagian di antaranya merupakan anak-anak dan perempuan.
0 komentar: