Tabloid Rusia Segodnya menyebutkan bahwa AS memanfaatkan kelompok-kelompok teroris di Timur Tengah untuk mengacaukan sebagian negara kawasan ini, namun skenario AS itu dibuyarkan oleh Republik Islam Iran.
“AS berperan langsung di balik terbentuknya sebagian kelompok teroris berbahaya di Timur Tengah serta memanfaatkan mereka untuk melicinkan ambisi-ambisinya,” tulis Segodnya, sebagaimana dikutip IRNA, Minggu, 1 Februari 2015.
Segodya menyebutkan, kelompok-kelompok teroris dukungan AS itu difungsikan untuk melemahkan beberapa negara Timur Tengah. Dalam hal ini, Suriah dan Irak menjadi sasaran pertama dan sejauh ini mereka berhasil melancarkan pukulan-pukulan telak terhadap dua negara tersebut.
Iran, lanjut Segodya, memandang kepentingannya bergantung pada stabilitas regional Timur Tengah sehingga pihaknya gigih melawan segala upaya yang bertujuan mengacaukan stabilitas regional. Segodya menambahkan bahwa kelompok teroris transnasional Islamic State of Iraq and Syira (ISIS) merupakan proyek besar Washington untuk mendestabilisasi Timur Tengah, sedangkan Iran menilai, ISIS merupakan musuh umat Islam, sehingga negeri Mullah tersebut menyokong pemerintah Suriah dan Irak dalam memerangi ISIS.
“Dukungan Iran serta keberanian tentara kedua negara tersebut dalam menghadapi para teroris ISIS serta kerjasama kelompok-kelompok relawan berhasil menimpakan kekalahan-kekalahan beruntun terhadap kelompok (teroris) yang didukung AS,” tulis Segodnya.
Selain Iran, Segodnya juga memaparkan peran Rusia yang bekerjasama dengan Iran dan Suriah untuk melawan agenda-agenda AS dan sekutunya.
“AS yang mencoba memanfaatkan serangan kelompok-kelompok teroris yang sudah frustasi untuk menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad mencari-cari momentum untuk melancarkan serangan militer terhadap Suriah, namun pendirian tegas Rusia di kancah internasional serta dukungan Iran kepada Moskow dalam masalah Suriah berhasil mengandaskan rencana-rencana Gedung Putih,” tulisnya.
Segodnya menilai ada kerjasama serius antara Teheran dan Moskow dalam pemberantasan kelompok-kelompok teroris di Timur Tengan. Dalam kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu ke Iran, kedua pihak sepakat untuk mengordinasikan langkah-langkah Teheran dan Moskow dalam pemberantasan terorisme ISIS.
Iran Perkuat Militernya
Panglima Divisi Aerospace Garda Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan, bahwa Iran mampu untuk memproduksi peralatan militer, dan keahlian ini sampai pada titik yang memungkinkan untuk diekspor ke negara-negara tetangga.
“Divisi Aerospace IRGC sekarang dapat memproduksi massal berbagai jenis rudal jarang pendek dan menengah,” jelasnya, seperti dilansir Al-Alam, 3 Februari 2015.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat terobosan besar di sektor pertahanan dan telah mencapai swasembada dalam bidang produksi sistem dan peralatan militer. Iran berhasil memproduksi beberapa rudal dalam negeri yang dikembangkan dalam jenis yang berbeda, seperti rudal Khalij-e-Fars (Teluk Persia), Mehrab (Altar), Ra’d (Guntur), Qader (Perkasa), Nour (Cahaya) dan Zafar (Kemenangan).
Kendati demikian, Iran juga menegaskan bahwa kekuatan militernya bukanlah ancaman bagi negara-negara lain, dan sistem pertahanan Iran, didasarkan pada doktrin pencegahan.
0 komentar: