IslamTimes - Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengatakan para pejabat Iran harus berdiri teguh pada sikap negara selama negosiasi nuklir dengan negara P5 + 1 untuk mengamankan kepentingan bangsa. |
"Pada isu nuklir, prinsip [Iran] adalah sama seperti yang kita telah secara eksplisit umumkan; poin yang sama telah diumumkan kepada otoritas secara lisan dan tertulis. Ini adalah posisi dasar negara Islam," kata Ayatullah Khamenei dalam pertemuan Rabu (27/5/15) dengan ketua Parlemen Iran (Majlis) Ali Larijani dan anggota parlemen.
Pemimpin menambahkan bahwa penyelesaian masalah nuklir negara itu akan difasilitasi dengan memanfaatkan potensi dalam negeri.
"Jika kita meningkatkan produksi dan menggunakan potensi dalam negeri, [ini akan] tidak hanya memecahkan masalah lokal, tetapi memfasilitasi penyelesaian masalah luar negeri seperti (masalah) nuklir," kata Sang Pemimpin.
Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa tim perunding nuklir Iran berupaya dengan tulus untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan program nuklir negara itu.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut mencatat bahwa Iran harus juga melihat masalah selain kesepakatan program nuklir negara itu dengan Barat.
"Dalam kerangka isu-isu yang kita miliki dengan AS, Barat dan Zionisme, kita juga meramalkan berbagai topik selain masalah nuklir seperti hak asasi manusia, tetapi jika kita fokus pada kemampuan dalam negeri ... itu akan mudah untuk menyelesaikan masalah ini juga,"Ali Khamenei menggarisbawahi.
"Saya tahu bahwa kita dihadapkan dengan kurangnya sumber daya, dan sanksi telah memberi kontribusi pada kekurangan sumber daya. Cari solusi, "kata Sang Pemimpin.
"Solusinya adalah penghematan," kata Pemimpin Revolusi Islam, menambahkan prioritas harus diperhitungkan.
Pemimpin Islam itu menekankan bahwa kurangnya sumber daya tidak boleh digunakan sebagai "alasan" untuk menahan diri dari "melakukan suatu pekerjaan."
Ayatollah Khamenei kemudian mendesak legislator untuk "menuntut sikap prinsip Negara [Islam] itu."
Jika tidak ada desakan anggota parlemen tersebut, kata Pemimpin, negara akan menghadapi banyak bahaya.
0 komentar: