Senin, 17 November 2014

Menjawab Kisah Palsu Islampos.com: Di Zaman Rasul, Orang Syiah Suka Mencuri Sandal

Administrator  |  at  Senin, November 17, 2014  |  ,  |  9 comments

Gen Syi'ah - Pada tanggal 14 Agustus 2013, salah satu media penebar fitnah Islampos.com memposting sebuah artikel yang berjudul, "Di Zaman Rasul, Orang Syiah Suka Mencuri Sandal". Dalam artikelnya, Islampos.com mengisahkan bahwa Syaikh Ahmad Deedat (semoga Allah merahmatinya) membuat ulama Syiah terheran-heran atas sikapnya. Kisah selengkapnya, bisa dibaca di sini.

Namun pertanyaannya, benarkah kisah itu? Jikalau benar, dapatkah Islampos.com menyebutkan asal-muasal atau sumber dari kisah itu?

Dan sayangnya, kisah yang sudah tersebar melalui media sosial dan dipos-ulang ke berbagai media online termasuk blog itu, satupun tidak ada yang mencantumkan sumbernya. Entah dari mana kisah itu berasal, ada yang tahu?

Karena yang kami tahu, bahwa kisah yang sebenarnya, terjadi pada tahun 709 H, dan yang menjadi "aktor"nya adalah Allamah Hilli, seorang ulama Syiah terkemuka di zamannya. Kisah itu tertuang dalam Kitab, "Munazharat fil-Imamah" Juz ke-3, Oleh Syaikh Abdullah Al-Hasan. Adapun judul asli dari kisah itu adalah, "Munazharat Ats-Tsaminah wa Khamsun: Munazharat Al-'Allamah Hilli Ma'al 'Ulama Al-Madzahib Al-Arba'ah bi Mahdhar-i Syah Khuda Bandeh" yang artinya Perdebatan yang ke-58: Perdebatan Allamah Hilli bersama Para Ulama Empat Mazhab dengan Kehadiran Syah Khuda Bandeh. 

Kisah selengkapnya dalam bahasa arab, bisa diklik di tautan ini: http://www.aqaed.com/book/433/m58.html

Dan, berikut ini terjemahan bebas dari kisah atau riwayat yang dimaksud:

Suatu hari Sultan Khuda Bandeh (ia merupakan salah satu raja dari dinasti Ilkhaanid yang masuk Syi'ah di tangan 'Allaamah al-Hilli di tahun 709 H) menceraikan isterinya dengan talak tiga dengan satu lafaz. Setelah itu beliau menyesali akan tindakannya. Dia ingin merujuk kembali kepada isterinya. Setelah beliau bertanya kepada ulama-ulama berbagai mazhab yang ada di sekelilingnya, mereka mengatakan bahawa baginda sultan hanya boleh kembali setelah isterinya nikah dengan orang lain terlebih dahulu dan setelah itu diceraikan (istilah arab ‘muhallal’).

Hal ini membuat sultan kecewa, lalu ia bertanya apakah ada ulama lain yang memiliki pandangan yang berbeda? Salah seorang menterinya mengatakan di kota Hilla ada seorang ulama yang memiliki pandangan yang berbeda dengan ulama-ulama di sini. Sultan pun memerintahkan supaya ulama itu diundang ke istananya. Hal ini membuat ulama-ulama istana protes dengan mengatakan bahwa Allamah Hilli sesat dan sebagainya.

Pada hari kedatangan Allamah Hilli, sultan mengumpulkan ulama-ulama 4 mazhab di dalam istana. Ketika Allamah Hilli masuk beliau langsung memberi salam dan duduk berdekatan dengan sultan. Dan yang lebih aneh lagi Allamah Hilli membawa sandalnya masuk bersamanya. Ketika bertanya kenapa beliau tidak sujud kepada sultan dan duduk berdekatan dengn sultan, Allamah Hilli menjawab, perintah Allah untuk memberi salam ketika masuk ke dalam rumah dan karena tidak ada tempat duduk lain beliau langsung saja duduk berdekatan dengan sultan.

Ketika ditanya kenapa beliau membawa sandalnya masuk bersamanya. Allamah Hilli mengatakan ‘aku takut sandalku dicuri oleh Imam Hanafi sebagaimana ia mencuri sandal Rasulullah’. Jawaban Allamah Hilli membuat ulama Hanafi bangun dan memprotes, bagaimana mungkin karena Imam Hanafi lahir setelah 100 tahun kewafatan Rasul saw! Allamah Hilli mengatakan ‘Ooo, maaf! Imam Syafii yang mencuri’, ini juga diprotes oleh ulama Syafii dengan dalil yang sama dengan ulama Hanafi dan seterusnya hingga keempat-empat mazhab.

Setelah semuanya protes, Allamah Hilli langsung berbicara dengan Sultan, keempat-empat ulama mazhab sependapat bahwa Imam-imam mereka tidak ada pada zaman Rasulullah, dan jika di antara mereka ada yang lebih pintar dari imam-imam mereka tetap tidak dibenarkan mengeluarkan fatwa mereka sendiri.

Lalu sultan bertanya kepada ulama-ulama tersebut, apa benar imam-imam mereka tidak hidup sezaman dengan Rasulullah? Mereka semua tunduk dengan mengatakan benar.

Lalu Allamah melanjutkan, sedangkan kami orang Syiah mengikuti Imam Ali as yang bukan saja hidup pada zaman Rasul, tetapi juga dianggap sebagai diri Rasulullah sendiri, saudara, menantu dan pewaris ilmu Rasulullah. Dalam mazhab Syiah talak itu sah jika dilakukan di hadapan dua saksi yang adil, maka talak sultan ke atas isterinya tidak sah.

Setelah itu sultan menerima mazhab Ahlul Bait dan memerintahkan supaya nama 12 (dua belas) Imam dibacakan pada setiap khutbah Jumat dan dicetak pada uang kerajaan.

Malang benar nasibmu wahai Syaikh (Ahmad Husein Deedat, semoga Allah merahmatimu), karena namamu dicatutkan ke kisah palsu oleh para pendusta penebar fitnah.

Kisah yang diputar balik 180 derajat oleh Islampos.com, padahal pelakunya (dalam kisah itu) sama sekali bukanlah Syaikh Ahmad Deedat.

Selain kisah yang diposting Islampos.com itu adalah kisah palsu, pencatutan nama Ahmad Deedat adalah sebuah perbuatan amoral yang pasti diperhitungkan oleh Allah Swt. Karena Ahmad Deedat sendiri memandang Iran, Imam Khomeini, dan Mazhab Syiah seperti yang terangkum dalam video di bawah ini:


Catatan:
Bagi yang ingin mengetahui kisah perdebatan-perdebatan serupa lainnya dalam kitab "Munazharat fil-Imamah" Juz yang ke-3, klik pada gambar cover kitab diatas. Terima Kasih.

Administrator

Seorang Muslim Syiah Imamiyah Itsna 'Asyariyah: Pecinta Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya dan Pecinta NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Ya Aba Abdillah! Hidup Indonesia!

9 komentar:

  1. website tipu tipu syiah ini sihh ojo dipercoyo...LoL

    BalasHapus
  2. Hehe.. Maaf mas coba liat rasionalitas faktanya dan kesahihan sumbernya yang di cantumkan.. Kok dibilang tipu2.. Jangan merasa pintar bung.. Saya ingin syiah dan sunni bersatu.. Sedangkan anda ingin tercerai berai.. Sekarang siapa yg sesat pemikirannya bung? Sesungguhnya allah tidak menyukai perceraiberaian.. Baca alquran lagi mas yg bener.. Jgn asal komentar.. Matengin dulu akalnya ya.. Apa2 yang blum mateng kan dimakan juga gk enak.. :)

    BalasHapus
  3. Fikki Famous7/03/2015 12:48 AM

    kalo komen komen seperti ini tidak perlu dijawab admin,karena beliau ini memang tidak sedang mencari kebenaran,lagipula beliau ini mas aadirose dididik oleh orangtuanya,sedangkan kita alhamdulillah dididik dengan didikan rasulullah dan ahlulbaitnya,jadi pemikiran pasti beda. bukankah di quran yang suci jelas sekali dijelaskan,bahwa pengkafiran penghinaan Allah azza wajalla akan menimpakan kepada yg mengucapkan? salam wa salawaat.

    BalasHapus
  4. Komentar ahmad deedat di tahun 80, beliau blom tau tentang syiah sebenarnya krn saat itu banyak yg terpukau dgn revolusi khomeini. Namun Ahmad Deedat setelah mempelajari akidah kaum syiah inilah komentar setelahnya tentang syiah maa bro cekidot: https://m.youtube.com/watch?v=bOaoemrdIiI

    BalasHapus
  5. lupakan komentar Ahmad Deedat ditahun 80, beliau masih tertipu ttg revolusi iran & peristiwa tabas. nihh ahmad deedat menjawab tentang akidah syiah & khomeini ditahun 90an, cekidot: https://m.youtube.com/watch?v=bOaoemrdIiI

    BalasHapus
  6. aduuuhh celaka anda (>.<) broo Adi, coba ANDA LIHAT videonya dan dibaca baik2 SUBTITLE dan JUDULnya, "The Sickness of Division" arti indonesianya adalah "Penyakit Pemecah-Belah".

    JANGAN ASAL COMOT AJA BROO, KELIHATAN KAN SIAPA SEBENARNYA YANG JAHIL. BACA SAMPAI HABIS YA TULISAN SAYA DI BAWAH TENTANG VIDEO INI, YANG TELITI YAA BRO ADII, NANTI ANDA SALAH NGOMONG LAGI.

    Disitu Ahmad deedat TIDAK MENGHINA kaum syiah, justru beliau MEMBELA syiah dan mengatakan begitu mudahnya seorang alim ulama di zaman sekarang ini, contohnya seperti Mawlana Sahid (dari pakistan) mencari kesalahan umat islam seperti syiah; hanya karena perbedaan jumlah shalawat ketika Nabi Muhammad SAW disebut namanya dalam majelis dan Imam Khomeini disebut namanya dalam suatu majelis.

    ketika Mawlana Sahid menceritakan hal itu kepada Ahmad Deedat, Ahmad Deedat merespon Mawlana Sahid (semoga Allah memberinya petunjuk) dan mengatakan, "what do they say?, what do they say?, (emangnya apa yang mereka katakan?) lalu Mawlana Sahid menjawab "O God! Bestow Peace on Mohammad and Mohammad Descendants", lalu Ahmad deedat menjawab, "Who is Mohammad? - Khomeini? Since when was he.. who named him Mohammad? (siapakah Muhammad? - apakah (Muhammad) itu Khomeini? sejak kapan Khomeini memiliki nama Muhammad?)

    Intinya Ahmad Deedat bilang ke Mawlana Sahid - kalau translate kerenya kaya gini nih - "Lhooo kan yang disebut dalam shalawat itu nama Muhammad bukan Khomeini, sejak kapan Khomeini berubah nama jadi Muhammad? apa yang salah dari situ broo?, gue liatnya mereka engga bersalawat kepada Imam Khomeini kok"

    lalu Ahmad Deedat melanjutkan khotbahnya dan bilang "you know that sickness, can you imagine, a learned man, but you know the minds are so prejudiced, you are looking for faults." ( kamu lihat penyakit ini, bisakah kamu bayangkan seorang yang terpelajar (ulama), tetapi pikirannya penuh dengan prasangka, dia mencari kesalahan2 orang).

    terus tentang masalah tanah liat (turba) yang dipakai umat syiah yang disangka oleh Mawlana Sahid sebagai perbuatan syirik karena mereka menempelkan kepalanya ke tanah liat itu , disitu ahmad deedat merespon dengan bertanya kepada mawlana sahid "why dont u ask them? why dont u ask them? what is the logic behind the piece of clay?

    nah Ahmad Deedat cerita tuh saat dia ceramah di amerika, yang disana ada orang-orang syiah, Ahmad Deedat mendapatkan jawabannya dari mereka, bahwa sejak kecil orang-orang syiah diajari mesti bersujud diatas tanah, karena tanah itu diciptakan oleh Allah, bukan diatas sajadah (CARPET) yang merupakan ciptaan manusia.

    disitu ahmad deedat mengatakan "THIS IS LOGIC!, THEY'RE NOT WORSHIPPING THE CLAY" (INI ALASAN MASUK AKALNYA, MEREKA SEBENARNYA TIDAK MENYEMBAH TANAH LIAT)

    Nah disitu terakhir Ahmad Deedat mengatakan kalau orang sunni selalu menjadikan orang syiah itu bahan olokan (candaan) gara-gara tanah liat itu.

    TEROOOOS Ahmad Deedat menceritakan tentang orang syiah yang shalat di pesawat, Ahmad Deedat mengatakan "ofcourse this is for us a big joke" (Tentu bagi kita ( orang sunni) shalat di pesawat adalah hal yang perlu ditertawakan), lalu beliau melanjutkan "But Imagine. We Were Dozens of Sunnis on the Plane, out of the dozens of Sunnis only one young man made the salat, and that wasnt me, and that wasnt me" (TAPI BAYANGKAN ADA PULUHAN SUNNI DI PESAWAT, DARI SEKIAN PULUH ORANG SUNNI HANYA SATU ORANG (DAN ITU SYIAH) YANG MELAKUKAN SHALAT, BAHKAN AKU SENDIRI TIDAK SHALAT)

    disitu Ahmad Deedat malu sebagai sunni, dan memuji orang syiah yang HANYA MINORITAS shalat di pesawat.

    silakan tanya orang yang jago bahasa inggris dan buktikan sendiri perkataan saya di video itu.

    SEMOGA ANDA TERTUNJUKI BROO, CUKUP MENUDUH SEMBARANGAN. LEBIH BAIK MENYERUKAN PERSATUAN. KALAU ANDA MENDENGAR SESUATU TELITI DULU, JANGAN MUDAH MENGHAKIMI KALAU ANDA ADALAH SEORANG YANG BERAKAL. SALAM.

    BalasHapus
  7. Fikki Famous7/07/2015 5:58 PM

    mas bro adirose,semakin kuat anda menolak kebenaran,justru semakin besar kebenaran itu terkuak.agama bukan buat mainan buat kafir2an atau apalagi adu aduan,carilahagama,dengan pondasi kebenaran. dari komen2 mas adi,sangat terlihat bahwa mas bro sangat ragu dgn keyakinan sendiri.

    BalasHapus
  8. waduhh justru saya lebih ragu kalo ritual ibadah seperti ini ikut sunnah nya siapa? sunnah khomeini kalee yaa?? https://m.youtube.com/watch?v=9HK__sjnu6A

    BalasHapus
  9. Itu bukan ritual ibadah bung adi, itu perngatan syahadah tentang cucu rasulullah Imam Husein as yang syahid dibunuh karena ingin menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, sudah baca blm sejarahnya? Saya sarankan baca dulu. Dan baca hadis tentang Imam Husein di mata RAsulullah SAW, Di islam ada peringataan 40 hari kan ttg meninggalnya seseorang meskipun itu bukan cucu nabi.. Apakah itu salah? Ya Tidaaklaah. Maaf syiah itsna asyariah tidak pernah mengatakan alquran itu pernah diubah dan menuhankan imam Ali, itu syiah ghulat setau pengetahuan saya.. Dan syiah ghulat emg sesat kok, bukan syiah imammiyah.. Nah, rukun islam dan rukun imam syiah adakah yang bertentangan dengan sunni, coba dibaca lagi, itu gk bertentangan kok.. Cuman bahasanya aja yang beda.. Hehehe.. Jangan pake youtube dong mas adi.. Pake referensi yang sahih ky artikel di atas..

    BalasHapus

General

© 2015 Gen Syi'ah. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger Template. Powered by Blogger.