Gen Syi'ah - Amat banyak hadist sahih mengenai hal ini yang disalurkan melalui A1-‘Itrah (keluarga suci Rasulullah Saw). Inilah sebagian yang diriwayatkan pula oleh para ahli hadis Ahlus-Sunnah melalui saluran-saluran sanad mereka.
Sebagaimana yang tertera pada halaman 96, kitab Ash-Shawa’iq Al-Muhriqah karangan Ibn Hajar, Al-Hafizh Jamaluddin Az-Zarnadi meriwayatkan dari Ibn Abbas ra: Ketika Allah SWT menurunkan ayat,
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu sebaik-baik makhluk. Batasan mereka disisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah batasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al-Bayyinah: 7-8).
Rasulullah Saw berkata kepada Ali kw:
“Mereka itu adalah kamu dan syi’ah (pendukung-pendukung)-mu. Pada Hari Kiamat kelak, kamu dan mereka akan datang dalam suasana ridha dan diridhai. Sedangkan musuh-musuhmu akan datang dalam keadaan gelisah dan terbelenggu.”
Al-Hakim telah pula meriwayatkan dalam kitab Syawahid At Tanzil, dari Ibn Abbas ra: “Ayat ini (Al-Bayyinah: 7-8) diturunkan berkenaan dengan Ahlul-Bayt.” Begitu juga Ibn Hajar, pada Pasal I, Bab XI dari Ash-Shawa’iq, telah menggolongkannya dalam ayat-ayat yang diturunkan berkenaan dengan mereka.
Dalam kitabnya, Syawahid At-Tanzil pula, ia (Al-Hakim) telah meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib: Pada detik-detik terakhir ketika Rasulullah Saw hendak mengembuskan napasnya yang terakhir, seraya bersandar di dadaku, beliau berkata :
“Hai Ali, tidakkah kau dengar firman Allah SWT, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh itu adalah sebaik-baik makhluk (Al-Bayyinah: 7)? Mereka itu adalah syi’ah (pendukung-pendukung-Mu). Kelak, tempat janji pertemuanku dengan kau dan mereka sekalian adalah telaga Al-Haudh. Mereka akan dipanggil dalam keadaan putih bersih dan bersinar wajah-wajahnya.”
Ad-Dailami merawikan, seperti termaktub pada halaman 96, kitab Ash-Shawa’iq Al-Muhriqah, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda :
“Hai Ali, sesungguhnya Allah SWT. telah mengampuni engkau, anak-anakmu, keturunanmu, keluargamu, syi’ah (pengikut-pengikut)-mu dan para pencinta pencinta syi’ah-mu.”
Ath-Thabrani dan banyak ahli hadis lainnya meriwayatkan bahwa pada hari “peristiwa Basrah” dihadapkan kepada Ali kw sejumlah emas dan perak (hasil rampasan perang). Ali berkata: “Hai ‘kuning dan putih’, perdayakanlah orang-orang selain aku. Perdayakan orang-orang Syam jika mereka memperolehmu, kelak!” Ucapannya ini membuat gelisah banyak orang dari pengikutnya.[1] Ketika hal ini disampaikan kepada Ali kw, ia memanggil mereka dan berkata: “Sesungguhnya kekasihku, Rasulullah Saw, pernah bersabda :
‘Hai Ali, sesungguhnya kamu dan syi’ah (para pengikut-Mu) akan menghadap Allah SWT dalam keadaan ridha dan diridhai. Sebaliknya, musuh-musuhmu akan menghadap-Nya dalam keadaan gelisah dan terbelenggu lehernya. (Kemudian Ali mengangkat tangannya dan menggenggamkannya di lehernya seolah-olah belenggu yang membuat lehernya tertengadah ke atas).
Ibn Hajar telah menukil hadis ini di halaman 92, dalam Ash-Shawa’iq-nya, seraya mengomentarinya dengan ucapan-ucapan yang amat menggelikan sedemikian hingga membuat tertawanya seorang ibu yang kernatian anaknya. Kami hanya mengambil apa yang diriwayatkannya dan berpaling dari komentarnya itu.[2]
Ath-Thabrani meriwayatkan, dalam Ash-Shawa’iq, halaman 96, bahwa Rasulullah bersabda kepada Ali: “Empat orang pertama yang memasuki surga adalah aku, engkau, Hasan, Husain, dan kemudian anak keturunan kita di belakang serta syi’ah (pengikut-pengikut) kita di samping kanan dan kiri kita.” Ahmad bin Hanbal dalam Manaqib-nya – seperti tercantum dalam Ash-Shawa’iq, halaman 96 – juga telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda kepada Ali kw: “Tidakkah engkau merasa puas bahwasanya engkau dan aku berada di surga, sedangkan Hasan dan Husain serta syi’ah (pendukung-pendukung) kita berada di sisi kanan dan kiri kita.”
Al-Hakim merawikan – sebagaimana yang tertera dalam kitab tafsir Majma’ Al-Bayan tentang ayat “al-mawaddah fil-qurba” (kasih sayang terhadap sanak keluarga Rasulullah Saw – Asy-Syura: 23), bahwa Abul-Bahili berkata, Rasulullah Saw pernah bersabda:
“Sesungguhnya Allah SWT. telah menciptakan aku dan Ali dari satu pohon. Maka aku adalah pokoknya, Ali cabangnya, Fathimah serbuk sarinya, Al-Hasan dan Al-Husain buahnya dan para syi’ah (pengikut) kita adalah dedaunannya. Oleh sebab itu barangsiapa bergantung pada salah satu dahannya, ia pasti selamat, dan barangsiapa menyimpang darinya akan terjatuh. Meskipun seorang hamba menyembah Allah SWT sepanjang seribu tahun, kemudian seribu tahun lagi sehingga menjadi seperti tempat air dari kulit yang sudah keriput, sementara ia tidak mencintai kita, maka Allah SWT akan mengempaskannya di atas batang hidungnya ke dalam neraka.
(Kemudian beliau Saw membaca firman Allah) :
Katakanlah: “Tiada apa pun yang kuminta dari kamu atas seruan-ku ini selain kasih sayang kepada kerabatku.” (Asy-Syura: 23).
1. Mereka tadinya mungkin mengharapkan emas dan perak (yang diperoleh sebagai hasil rampasan perang Jamal) akan dibagi-bagikan kepada mereka, dan tidak dimasukkan ke dalam Bayt Al-Mal – penerj.
2. Komentar Ibn Hajar (dalam Shawa’iq-nya), setelah menyebutkan hadis-hadis tentang keutamaan Ali r.a. dan Syi’ah-nya, tenebut di atas adalah: “. . . Janganiah hendaknya kaum Rafidhah dan Syi’ah mengira, dengan adanya hadis-hadis seperti ini, bahwa merekalah yang dimaksud dengan para ‘para pencinta Ahlul-Bayt (keluarga Nabi)’. Sebab mereka telah melampaui batas dalam kecintaan terhadap Ahlul-Bayt sedemikian sehingga terjerumus kepada pengkafiran para sahabat dan penyesatan umat. Sedangkan Ali r.a, pernah berkata: ‘Akan binasa siapa melampaui batas dalam mencintaiku . . .’”Selanjutnya Ibn Hajar berkata: “. . . yang dimaksud dengan syi’ah (atau para pendukung dan pencinta) Ali r.a. dalam hadis-hadis seperti ini ialah Ahlus-Sunnah, karena merekalah yang benar-benar mencintai Ali dan Ahlul-Bayt pada umumnya serta syi’ah (para pendukung) mereka, seperti diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, Adapun orang-orang selain mereka, pada hakikatnya, adalah musuh-musuh, Sebab, kecintaan yang keluar dari batas syariat dan yang menyimpang dari jalan kebenaran, adalah permusuhan terbesar yang membawa kepada kebinasaan . . .” – penerj.
Facebook : GenSyiah
Twitter : GenSyiah
Youtube : GenSyiah
0 komentar: