Muhammad Syahhadah
Muhammad Syahhadah adalah mantan anggota gerakan Fatah
Palestina yang kemudian bergabung dengan gerakan Jihad Islam dan menjadi salah
satu senior batalion Al-Quds (pasukan perang Jihad Islam). Dia dan tiga
rekannya yang bernama Isa Marzuq, Imad Kamil, dan Ahmad Bulbul diserbu oleh
pasukan zionis di Baitu Lahm dan seketika itu pula mereka gugur sebagai syahid.
Setelah kejadian itu, Syahhadah Syahhadah putra Syahid
Syahhadah menyebut ayahnya adalah orang syi’ah dan mengatakan, ‘ayahku
memutuskan untuk pantang menyerah dan memilih cawan syahadah, dia ingin meniru
Imam Husain as. yang berkorban di padang Karbala dan syahid.’
Ketertindasan pun menghampiri Syahid Muhammad
Syahhadah bahkan setelah kesyahidannya, media massa dan para tokoh sunni bahkan
sebagian dari media milik gerakan Hamas serta beberapa tokoh agama Al-Azhar
memboikot berita kesyahidan dia yang teraniaya.
Berikut ini adalah wawancara majalah Al-Munir dengan
Muhammad Syahhadah sebelum kesyahidannya.
Pertama-tama mohon
jelaskan proses perpindahan anda dari mazhab Ahli Sunnah menuju mazhab Ahli
Bait as. (Syi’ah)
Perlu saya beritahukan terlebih dulu bahwa meskipun
sebelumnya saya tidak banyak tahu tentang Ahli Bait as., dan itu disebabkan
kesunian saya, akan tetapi sejak kecil saya selalu mencintai Ahli Bait as. Saya
hanya tahu bahwa Amirul Mukminin Ali as. adalah khalifah keempat, Hasan dan
Husain adalah dua anak yang sangat dicintai oleh Rasulullah saw., dan Fatimah
as. adalah puteri beliau. Hanya ini yang saya tahu tentang mereka. Tapi
kemudian saya mulai mengetahui ketertindasan mereka, sehingga saya pun yakin
bahwa Imam Ali bin Abi Thalib as. betul-betul tertindas.
Saya ingin katakan bahwa ketidaktahuan saya selama ini
akan mazhab Syi’ah telah membuat saya tetap dalam mazhab Ahli Sunnah, dan
semoga untuk selanjutnya tidak demikian.
Bagaimana anda
merasakan ketertindasan?
Sejak usia enam belas tahun saya sudah bergabung
dengan para pejuang gerakan Fatah Palestina. Pada dekade delapan puluhan saya
ditawan dan dijatuhi hukuman penjara selama 25 tahun, tapi kemudian saya bebas
dari penjara seiring dengan pertukaran tahanan pada tahun 1985. Setelah itu
saya jatuh lagi ke tangan zionis, tanpa proses pengadilan saya langsung
dijatuhi hukuman bertahun-tahun penjara dengan alasan berpihak pada gerakan
Jihad Islami. Setelah keluar dari penjara, secara resmi saya bergabung dengan
kelompok Jihad Islami, lalu di sela-sela intifadhah 1992 tentara musuh
mengasingkan saya ke Marjuz Zuhur di Libanon selatan. Selama pengasingan saya
betul-betul merasa tertindas.
Di sisi yang lain, setelah kemenangan Revolusi Islam
Iran semangat saya untuk bangkit dan melawan rezim penindas semakin kuat. Saya
mencoba untuk mempelajari revolusi ini mengkaji dasar-dasar pemikirannya yang
bersumber dari Ahli Bait as. Telaah itu berlangsung terus selama di
pengasingan. Selain itu, saya juga sering datang ke kajian rutin Al-Fikr
Al-Islami yang diselenggarakan oleh Hizbullah di sana untuk menambah wawasan.
Bagaimana perasaan
anda ketika mengetahui hakikat dan ketertindasan mazhab Ahli Bait as.?
Seperti perasaan bibir kering kehausan yang
mendapatkan air segar. Dari satu sisi saya sangat bahagia karena telah
bersambung dengan sejarah Nabi saw. dan keluarganya, tapi dari sisi yang lain
saya bersedih kenapa kehidupan kita masih belum meneladani kehidupan mereka.
Tragedi Asyura yang merupakan simbol ketertindasan dan pengorbanan betul-betul
berdampak positif pada diri saya.
Kapankah anda memeluk
mazhab Ahli Bait as. (Syi’ah)?
Setelah sekian tahun mempelajari mazhab itu dan
membandingkannya dengan aliran-aliran yang lain, baik yang mendukung maupun
yang memusuhuinya.
Buku-buku apa saja
yang telah membantu anda dalam hal ini?
Banyak sekali buku yang saya pelajari dalam rangka
memeluk mazhab Ahli Bait as., setelah saya bandingkan antara buku-buku Syi’ah
dan buku-buku Ahli Sunnah ternyata buku-buku Ahli Sunnah kurang berlandaskan
pada logika, ilmu dan sejarah. Sebaliknya, buku-buku ulama Syi’ah sesuai dengan
akal sehat. Di antara buku-buku Syi’ah yang menarik dan pernah saya pelajari
adalah “Syi’ah dalam Sejarah”, “Syi’ah dan Para Penguasa”, “Imam Shadiq as. dan
Empat Mazhab Ahli Sunnah”, “Al-Kafi”, buku-buku yang ditulis oleh Dr. Saleh
Wardani –salah seorang penulis Mesir yang juga memeluk mazhab Syi’ah-,
buku-buku yang ditulis oleh Tijani –ulama Tunisia yang kemudian memeluk mazhab
Syi’ah-, dan kitab “Nahj Syahâdat Al-Imâm Al-Husain”. Itu hanya sebagian kecil
dari buku-buku Syi’ah yang pernah saya baca, masih ada puluhan buku lagi
tentang Ahli Bait as. dan bahkan buku-buku Ahli Sunnah yang saya pelajari untuk
menemukan hakikat kebenaran ini.
Majalah “Al-Majallah”
berusaha menyimpulkan kalau kesyi’ahan anda adalah politis dan bukan kesyi’ahan
yang berdasarkan pada keyakinan atau ideologi, menurut laporannya kesyi’ahan
anda disebabkan oleh perasaan kalah dan putus asa terhadap kelompok Ahli Sunnah
di samping berbagai kemenangan terakhir kelompok syi’ah di Libanon Selatan.
Betulkah kesimpulan mereka ini?
Itu tidak benar! Buktinya, majalah itu di pengantar
artikelnya memperingatkan masyarakat atas bahaya yang diberinya nama “peralihan
ke mazhab Syi’ah”, majalah itu mengigatkan para ulama agar lebih waspada akan
fenomena ini. Saya sungguh heran, di saat Muqawamah (perjuangan Hizbullah)
meraih kemenangan dan Intifadhah semakin menguat, penanggungjawab majalah itu
malah menghembuskan masalah-masalah perpecahan. Seandainya saya tahu niat
mereka, niscaya sebelum mengatakan apa-apa saya akan berpikir lebih banyak
lagi. Mereka tidak merubah kata-kata saya, tapi analisa dan wawancara-wawancara
yang mereka susun dalam topik itu mengesankan kesyi’ahan saya sebagai satu
bentuk perasaan kalah dan putus asa, padahal bukan demikian kenyataannya.
Al-Majallah adalah majalah Saudi Arabia, dan sudah barang tentu mengikuti garis
yang ditentukan oleh kelompok Salafi dan Wahabi. Di sini saya ingin menegaskan
bahwa apa yang mereka simpulkan tentang kesyi’ahan saya sama sekali tidak
benar, saya memeluk mazhab Syi’ah berdasarkan akidah dan keyakinan yang penuh
dan bukan karena unsur politis. Semestinya mereka menghormati para pembaca dan
juga pihak yang diwawancarai. Sekali lagi saya tekankan bahwa peralihan saya
dari mazhab Ahli Sunnah ke mazhab Syi’ah sama sekali tidak ada hubungannya
dengan kondisi politik pada waktu itu. Namun, jelas saya juga seperti semua
orang muslim yang lain, sama-sama bangga menyaksikan kemenangan yang
diperjuangkan oleh Muqawamah di Libanon Selatan, dan khususnya oleh Hizbullah,
tapi ini bukan berarti kemenangan mereka menjadi motivasi di balik kesyi’ahan
saya, karena sebagaimana telah saya katakan tadi, kesyi’ahan saya disebabkan
oleh kepuasan dalam diri saya sendiri dan bukan karena fenomena-fenomena itu,
apalagi penelitian saya lebih dulu terjadi daripada kemenangan Muqawamah.
Syi’ah adalah jalan hakikat dan kebenaran yang saya pilih, dan insyaAllah akan
tetap saya pegang teguh.
Sewaktu anda membaca
ulasan Al-Majallah, apakah anda tidak khawatir karena mereka tengah melintir
kesyi’ahan anda?
Saya menerima tawaran wawancara mereka dengan sepenuh
hati, walaupun sebagian teman saya menyarankan agar menolak wawancara tersebut,
karena besar kemungkinan mereka akan menodai wawancara itu berdasarkan
lingkungan sunni dan kondisi yang berkembang saat itu. Tapi saya punya
keyakinan bahwa ini adalah sebuah hakikat dan kebenaran yang harus disampaikan
ke semua lapisan masyarakat setelah sekian lama disembunyikan oleh pihak-pihak
tertentu, semua orang harus mengetahuinya, meninggalkan fanatisme dan membangun
kehidupan bersama yang penuh perdamaian.
Apakah anda
berorganisasi dengan pemerintah Iran atau Hizbullah?
Tidak, sama sekali saya tidak berorganisasi baik
dengan pemerintah Iran, badan-badan intelejen mereka atau pun Hizbullah.
Tentunya saya sepemikiran dengan mereka, dan hubungan saya dengan mereka adalah
kultural, dan ini sangat wajar; karena ini adalah konsekuensi dari pikiran dan
ideologi saya sendiri. Di sisi lain, saya juga menyaksikan banyak kelompok
sunni yang sependapat dan memiliki hubungan kultural dengan Iran atau
Hizbullah. Dan ini disebabkan oleh kondisi kehidupan umat Islam itu sendiri.
Apa pendapat anda
megnenai pernyataan Syekh Tantawi yang menyebutkan sumber mazhab Syi’ah adalah
Abdullah bin Saba’ yang beragama Yahudi?
Pertama-tama saya ingin menyampaikan salam hangat saya
kepada dia dan berdoa semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua untuk bisa
mengabdi pada agama Islam. Dalam hal ini, saya berharap syekh Al-Azhar –Syekh
Tantawi- berbicara lebih jelas lagi. Mula-mula dia berbicara tentang
persaudaraan antara kelolmpok sunni dan kelompok syi’i, tapi kemudian dia
menyatakan bahwa Syi’ah adalah buah karya orang yahudi!! Ini adalah kata-kata
yang tidak bisa diterima oleh akal sehat, dua macam pernyataan ini tidak
mungkin dipadukan. Bagaimana mungkin orang syi’i adalah saudara orang sunni
ketika Syi’ah adalah buah karya orang yahudi?! Mengenai Abdullah bin Saba’ saya
ingin katakan bahwa setelah mempelajari dan meneliti masalah ini, saya sampai
kepada kesimpulan dia adalah fiksi yang dibuat-buat dan hanya tertera di dalam
buku sejarah “Târîkh At-Thobarî” dan referensi yang lemah.
Apa pendapat anda mengenai pimpinan ulama Al-Azhar yang menggugat anda dan
mazhab Syi’ah Imamiah?
Saya doakan saja, ‘ya Allah! Berilah hidayah kepada kaumku,
karena sungguh mereka tidak tahu.’ Bagi saya, pernyataan mereka itu sangat
mengherankan. Lebih mengherankan lagi bahwa dia adalah seorang pemimpin ulama
Al-Azhar, semudah itu dia mengkafirkan jutaan orang muslim! Begitu pula
pernyataan dia bahwa ‘kebodohan Syahhadah tentang Syi’ah membuatnya memeluk
mazhab itu.’ Pernyataan dia ini konyol sekali, sebaliknya saya katakan bahwa
kebodohan saya tentang Syi’ah telah membuat saya sebelumnya tetap bermazhab
Ahli Sunnah. Syukurlah kebodohan itu berlalu dan pada akhirnya saya pun
menyatakan diri sebagai Syi’ah.
Bagaimana anda
memandang masa depan Palestina dan mazhab Syi’ah?
Mazhab Ahli Bait as. –sebagagimana sebelumnya- akan
tetap ada di Palestina. Saya dan saudara-saudara yang lain insyaAllah akan
terus berusaha untuk menyebarkannya dan semoga Allah swt. terus menyebarkannya
sampai pintu kedatangan Imam Mahdi af. terbuka.
Kami harap anda sudi
menjelaskan kegiatan anda setelah memeluk mazhab Syi’ah?
Tentunya tidak mungkin saya menyampaikan semua
kegiatan itu, sebagai contoh saja saya sering mengisi acara di Palestina dan
berpidato di sana. Di acara-acara yang biasanya dihadiri oleh ribuan peserta
itu saya lebih banyak berbicara tentang kepribadian, sikap dan riwayat hidup
Ahli Bait Nabi saw., karena ini sangat berpengaruh positif dalam merubah
pandangan mereka tentang Ahli Bait as., semoga saja suatu saat mereka mengenal
Ahli Bait as. lebih baik dan mengikuti mereka sampai terwujudnya kemenangan
yang dijanjikan oleh Allah swt.
Saya masih ingat pengalaman saya mengisi acara yang
diselenggarakan dalam rangka memperingati kemenangan Muqawamah di Libanon,
ceramah saya itu mengundang reaksi keras dari sebagian orator Hamas, bahkan
sampai mereka menyebarkan artikel yang berjudul, ‘Apakah Jihad Islam di
Palestina dimulai dengan penyebaran mazhab Syi’ah?’ dan mereka menyabut pidato
saya di sana sebagai rencana pimpinan Jihad Islam untuk menyebarkan mazhab
Syi’ah. Saya tekankan di sini bahwa para pimpinan Jihad Islam tidak ikut campur
dalam kesyi’ahan saya, saya juga tidak sedang beraktifitas atas nama mereka.
Tentunya saya tetap bekerjasama dengan mereka di beberapa kesempatan, tapi
artikel itu bermaksud mengadu-domba saya dengan para pemimpin gerakan Jihad Islam,
dan saya ingin katakan bahwa para pemimpin gerakan Jihad Islam jauh lebih
berakal sehat daripada apa yang dibayangkan oleh provokator-provokator
tersebut.
Apakah anda masih
sering diwawancarai tentang Syi’ah atau berdiskusi tentangnya?
Iya, sering sekali. Bisa dikatakan setiap hari saya
berbicara tentang Syi’ah dan alhamdulillah pembahasan-pembahasan seperti itu
sangat membantu dalam meluruskan pandangan mereka tentang mazhab Syi'ah.
Mungkin kalian akan terkejut sekali bahwa ketidaktahuan mereka akan mazhab Ahli
Bait as. begitu dalam sampai-sampai kebanyakan dari mereka tidak bisa
membedakan antara Syi’ah dan Syuyu’iyah (Komunisme) yang telah mengorbankan
banyak nyawa tak berdosa!!
Apa pesan anda untuk
muslimin pada umumnya?
Saya sarankan kepada semua orang yang merdeka di dunia
ini, khususnya kepada orang-orang muslim dengan berbagai keragaman mazhab dan
aliran di antara mereka, agar meneladani Imam Husain as. dan kebangkitan beliau
melawan kezaliman. Hendaknya dengan itu mereka menentang kezaliman Amerika si
setan besar dan Israel si tumor ganas yang ditanamkan oleh Amerika di tengah
kita. Saya berharap semoga saya bukan orang terakhir yang mengucapkan ‘akhirnya
kutemukan kebenaran.’
Apa yang ingin anda
katakan kepada Imam Zaman af.?
Semua kesuksesan dalam hidup kita adalah berkat Imam
Zaman af., saya berharap dari beliau agar mencatat kegiatan-kegiatan kita dalam
rangka membantu dan mempersiapkan kemunculannya insyaAllah. Saya ingin katakan,
‘ya Mahdi! Adrikna al-an.
Terimakasih banyak atas kesempatan yang telah anda
berikan kepada kami, kami berharap semoga anda dan para pejuang Palestina yang
lain meraih kemenangan secepat-secepatnya
Semoga Allah memberikan berkat dan karunia-Nya kepada
kalian semua. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih atas jerih payah kalian
dalam menguak hakikat, semoga Allah menyukseskan kalian dalam mengabdi pada
Ahli Bait as.
0 komentar: