Senin, 16 Februari 2015

Apakah Syi'ah Adalah Pengkhianat, pelaku Kejahatan dan Teroris?

Unknown  |  at  Senin, Februari 16, 2015  |   |  No comments



Dalam pandangan kritis nomor 12 disebutkan bahwa ''Sepanjang, kaum Syi'ah terbukti sebagai para pelaku kejahatan dan pengkhiyanat serta teroris''

Jika kaum Syi'ah bertempur melawan Israel di Libanon Selatan, saudara-saudara anggap sebagai teroris, perlu saya ingatkan bahwa kaum Syi'ah yang berjuang disana memang melakukannya. Mereka berpendapat bahwa setiap orang sipil yang melarikan diri dari medan pertempuran akan tetap memiliki hak atas tanah dan harta yang mereka tinggalkan sesuai dengan hukum mana pun juga.

Para pengungsi tersebut dalam Al-Quran disebut sebagai mustadh'afin, orang yang dilemahkan dan harus dibantu, harus direpatriasi, dikembalikan ke kampung halamannya. Kalau kaum Syi'ah yang membantu rakyat Palestina ini saudara-saudara maksudkan sebagai teroris, maka mereka memang teroris.

Jika kaum Syi'ah dari Iran yang berjuang di Bosnia untuk menahan pembunuhan berdarah dingin terhadap ratusan ribu kaum muslimin dan pemerkosaan terhadap 30.000 kaum ibu dan anak-anak gadis muslim disebut teroris, maka mereka memang teroris. Hal ini disebabkan kaum Syi'ah sangat anti-perlakuan keji. Mereka sangat pro-keadilan yang menjadi salah satu rukun mazhab mereka. Kaum Serbia, yang membunuh orang-orang Bosnia itu, bukan karena orang Bosnia bersalah, melainkan mereka membunuh saudara kita di Bosnia hanya karena mereka beragama Islam! Bila kaum Syi'ah ini saudara-saudara sebut teroris, maka mereka memang teroris.

Di Nagorno-Karabakh kaum Syi'ah datang membantu rakyat Azerbaijan dalam mempertahankan diri dari serangan tentara Armenia dan tentara Rusia yang memakai tanda salib dipunggungnya. Dan Amerika Serikat (AS) membantu Armenia dengan melakukan ermbargo senjata bagi kaum Azerbaijan karena pengaruh kaum diaspora Armenia di AS yang berjumlah satu juta orang. AS juga mengatakan bahwa Armenia adalah Israel di Asia Tengah untuk menghadapi kaum muslimin. Sementara Turki yang sesuku, seagama dan sebahasa dengan Azerbaijan tidak berani membantu, karena takut ditolak menajdi anggota masyarakat Eropa!

Kalau ini yang saudara-saudara maksudkan dengan teroris, mereka memang teroris! Mengenai peranan kaum Syi'ah membantu sesama muslim yang tertindas diseluruh dunia, bacalah Samuel P. Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, Simon & Schuster, New York, 1996!

Lalu, bagaimana dengan pembunuhan-pembunuhan terhadap kaum Syi'ah, penganiayaan, pemotongan-pemotongan lidah dan tangan mereka, peracunan terhadap Imam Hasan dan pemotongan leher cucu Rasulullah SAWW, Imam Husain, yang oleh Rasulullah SAWW disebut sebagai anak-anaknya. Atau mereka yang mengarak kepala mereka sebagai bahan tontonan, menyembelih bayi-bayi, menawan wanita-wanita mereka sebagai budak, memasukkan tubuh-tubuh mereka kedalam beton tiang-tiang masjid?

Jika semua perbuatan ini saudara-saudara katakan bukan kejahatan tapi hanya 'permainan anak-anak' dan dapat pahala karena hasil ijtihad, atau menganggap bahwa mereka yang melakukannya adalah orang-orang Syi'ah sendiri, tentu saudara-saudara sudah gila! Bacalah Maqaatil Ath-Thalibin tulisan Abu'l Faraj Al-Ishfahani, ahli sejarah kenamaan, anak cucu Bani 'Umayyah sendiri, penulis buku Al-Aghani (Nyanyian-nyanyian) yang terkenal dan terdiri dari 20 jilid itu!

Sekiranya saudara-saudara mendapat berita ini dari sumber luar bahwa kaum Syi'ah adalah teroris, maka saya pikir saudara-saudara perlu mempelajari lagi istilah teroris dan HAM!

Salah satu bencana yang dihapadi oleh umat manusia adalah karena umat manusia terbiasa berpikir sektarian. Jika ada pembunuhan dan pemerkosaan, seperti di Bosnia, dan kaum muslimin yang jadi korbannya, maka yang 'berteriak-teriak' adalah kaum muslimin. Sebaliknya bila yang menjadi korban adalah orang kristen, yang ribut adalah orang kristen. Jika kaum muslimin diusir dari rumah-rumahnya dan jadi pengungsi, maka yang ribut adalah kaum muslimin. Andaikata orang kristen yang mengalami hal serupa, maka yang ribut adalah orang kristen.

Padahal, sejujurnya tidak ada agama yang membenarkan pembunuhan berdarah dingin atau pemerkosaan, misalnya. Nilai-nilai agama bersifat universal dan abadi. Semua mestinya 'berteriak' bila ada pembunuhan tanpa pengadilan, pemerkosaan, ketidakadilan, tidak peduli siapa pun pelakunya dan apa pun agamanya, siapa pun korbannya dan apa pun agamanya. Agama menganjurkan kita untuk membantu orang miskin dan tertindas, siapa pun dia dan apa pun agamanya. Kita diharuskan mendahulukan tetangga dan keluarga dekat, tetapi kita seharusnya memikirkan orang lain juga. Atau paling sedikit, tidak melukai atau menyakiti hati orang lain, bagi anda tentu terasa berat.

Memang HAM sering diartikan sebagai hak asasi seseorang dan jarang menggambarkannya sebagai hak asasi sekelompok orang, seperti orang-orang Palestina, Bosnia, Azerbaijan, Chechnya, Indian, dan Aborigin.

Teroris sering digambarkan sebagai tindakan pribadi-pribadi yang tidak berdaya yang meledakkan dirinya ditengah-tengah kaum mustakbirin dan bukan pemboman-pemboman serta embargo-embargo yang dilakukan oleh negara kuat terhadap kaum tertindas dan rakyat sipil, seperti yang dilakukan terhadap Libanon, Iran, Libya, dan Irak.

Jika saudara-saudara berpendapat bahwa definisi HAM dan teroris harus ditentukan oleh negara-negara asing dan sekutu-sekutunya maka saudara-saudara keliru!

Sejarah menunjukkan bahwa sering terjadi kerjasama antara pemimpin Islam dan luar Islam, atas permintaan raja-raja Islam dalam memerangi sesama muslim. Hal ini, misalnya, terjadi di Spanyol, seperti peristiwa Elcid atau kerjasama antara Harun Al-Rasyid dengan Karel Agung dari Perancis dalam memerangi khalifah Abdurrahman si Rajawali Spanyol atau apa yang terjadi dalam Perang Teluk.

Apakah saudara-saudara juga akan mengkambinghitamkan Syi'ah dan menganggap mereka sebagai teroris, pengkhianat dan penjahat? Apakah saudara-saudara sudah gila?

Definisi HAM atau teroris oleh AS harus saudara pikirkan matang-matang karena AS sendiri memiliki standard ganda dan oleh karena itu mereka tidak konsisten. Saudara-saudara perlu melihat, misalnya, standard ganda AS sperti yang dikritik oleh sarjana-sarjan AS sendiri.

Pada masa Agresi II Belanda, AS tetap konsisten dengan perjuangan anti-kolonialisme, tetapi pada saat yang sama mensuplai senjata-senjata untuk Belanda agar digunakan untuk meyerang Republik Indonesia dan berakibat dengan agresi kedua ini. Pelabuhan-pelabuhan ditutup sehingga rakyat menderita yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Usul yang tidak habis-habisnya oleh berbagai negara, agar Belanda menarik diri dari pendudukan barunya, di-veto AS.

AS menentang proliferasi nuklir di Iran dan Irak tetapi menolak melakukan hal yang sama untuk Israel. AS mengkritik pelanggaran HAM di Asia Timur, termasuk Indonesia, tetapi tidak di Israel dan Saudi Arabia. Janganlah mengambil 'sunnah' dari AS dan boneka-bonekanya yang ingin memonopoli kebenaran, sementara Sunnah Rasulullah SAWW ditinggalkan. Pikirkanlah lebih dalam dan berhentilah membuat fitnah. Pikiran-pikiran fascist seperti ini, tidak akan didukung oleh pemimpin yang waras, termasuk AS!

Administrator

Seorang Muslim Syiah Imamiyah Itsna 'Asyariyah: Pecinta Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya dan Pecinta NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Ya Aba Abdillah! Hidup Indonesia!

0 komentar:

General

© 2015 Gen Syi'ah. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger Template. Powered by Blogger.