Salah satu permasalahan yang ulama Islam sering berikhtilaf dan berbeda pendapat dalam hal itu adalah permasalahan ilmu ghaib Rasulullah saw, para Imam Ma’shum as dan para wali Allah swt. Sebagian berkeyakinan bahwa hanya Allah swt pemilik ilmu ghaib, sebagian lainnya yakin bahwa hamba-hamba Allah swt yang Ia kehendaki juga memiliki ilmu ghaib atas izin-Nya.
Syiah Imamiah meyakini bahwa Imamah adalah kedudukan pengganti kenabian dalam urusah hidayah. Oleh karena itu, para Imam juga harus memiliki kriteria-kriteria yang dimiliki oleh para nabi, seperti kemaksuman, ilmu laduni, kesempurnaan-kesempurnaan akhlak dan sifat-sifat baik dan lain sebagainya.
Oleh karena itu Syiah berkeyakinan bahwa para Imam as harus memiliki ilmu ghaib, yang membuat mereka benar-benar menghayati hukum-hukum Allah swt yang mereka ajarkan kepada umat Islam, umat Rasulullah saw.
Mungkin kita bertanya-tanya apa maksud ilmu ghaib tersebut? Yang dimaksud dengan ilmu ghaib adalah segala ilmu dan pengetahuan yang tidak bisa didapat begitu saja dengan panca indra biasa, seperti pengetahuan tentang hari kiamat, alam barzakh, malaikat, jin dan seterusnya.
Jika kita benar-benar mengamati ayat-ayat Al-Qur’an, ternyata ada ayat-ayat yang membuktikan bahwa selian Tuhan, hamba-hamba pilihan-Nya seperti para Nabi dan Rasul (serta para Imam) juga memiliki ilmu ghaib. Tapi perlu digaris bawahi bahwa ilmu ghaib yang dimiliki oleh hamba-hamba Allah swt pada dasarnya bukan dari mereka sendiri, melainkan karunia yang diberikan oleh Allah swt. Atas izin Allah swt mereka memiliki ilmu ghaib. Misalnya ayat ini:
“[Dia adalah Tuhan] Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga [malaikat] di muka dan di belakangnya.” (QS. Al-Jinn : 26-27)
Oleh karena itu, mereka yang tidak meyakini para Nabi dan Imam memiliki ilmu ghaib yang bersumber dari Allah swt.
0 komentar: