Mantan diplomat AS Jim Jatras membenarkan pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang menyebut bahwa negosiator AS berusaha melindungi kelompok ekstrimis Front al-Nusra di bawah gencatan senjata terbaru di Aleppo.
"Ini benar-benar bukan kejutan bahwa Amerika Serikat yang mencoba menyelamatkan sepatu Front al-Nusra dimasa 'diam' di Aleppo, seperti yang dikatakan Lavrov," kata Jatras, mantan penasehat kebijakan luar negeri Konggres AS dari Partai Republik pada Rabu, 04/05/16.
Pemerintah AS berusaha menyertakan kelompok Takfiri Front al-Nusra dalam perjanjian gencatan senjata baru di Aleppo, namun pemerintah Rusia bersikeras tidak memasukkan kelompok "Islam" ini, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sputnik pada Rabu.
Presiden AS Barack Obama terus konsisten mendukung gerakan Islamis, tandas Jatras.
"Faktanya adalah, pemerintahan Obama selalu tetap bersama dengan klien jihadnya, bahkan jika itu berarti melestarikan kelompok dan berpura-pura megangap musuh paling mematikan di Amerika," tegasnya.
Pada saat yang sama, Obama tetap bersikeras menggulingkan Presiden Suriah Bashar Assad, jelas Jatras.
Amerika Serikat dan Rusia sepakat untuk menjalankan gencatan senjata di Suriah, termasuk di provinsi Aleppo. Kedua negara akan berkoordinasi untuk memperkuat pemantauan kesepakatan baru.
Dilansir Reuters, Kamis (5/5/2016), Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Rusia perlu melipatgandakan usaha untuk menekan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mematuhi peraturan baru.
"Ini benar-benar bukan kejutan bahwa Amerika Serikat yang mencoba menyelamatkan sepatu Front al-Nusra dimasa 'diam' di Aleppo, seperti yang dikatakan Lavrov," kata Jatras, mantan penasehat kebijakan luar negeri Konggres AS dari Partai Republik pada Rabu, 04/05/16.
Pemerintah AS berusaha menyertakan kelompok Takfiri Front al-Nusra dalam perjanjian gencatan senjata baru di Aleppo, namun pemerintah Rusia bersikeras tidak memasukkan kelompok "Islam" ini, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sputnik pada Rabu.
Presiden AS Barack Obama terus konsisten mendukung gerakan Islamis, tandas Jatras.
"Faktanya adalah, pemerintahan Obama selalu tetap bersama dengan klien jihadnya, bahkan jika itu berarti melestarikan kelompok dan berpura-pura megangap musuh paling mematikan di Amerika," tegasnya.
Pada saat yang sama, Obama tetap bersikeras menggulingkan Presiden Suriah Bashar Assad, jelas Jatras.
Amerika Serikat dan Rusia sepakat untuk menjalankan gencatan senjata di Suriah, termasuk di provinsi Aleppo. Kedua negara akan berkoordinasi untuk memperkuat pemantauan kesepakatan baru.
Dilansir Reuters, Kamis (5/5/2016), Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Rusia perlu melipatgandakan usaha untuk menekan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mematuhi peraturan baru.
0 komentar: